twitter
    join me to learn together :D

Jumat, 03 Oktober 2014

Ibadah Kepada Alloh S.W.T Sebagai Wujud Rasa Syukur

Maha Suci Alloh, Dzat yang mengkaruniakan cinta dan kasih sayang kepada semua hamba-Nya. 
Tidaklah cinta dan kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, tidaklah cinta dan kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut, jika kemampuan kita menyayangi orang lain tercabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena cinta dan kasih sayang Alloh SWT hanya akan diberikan kepada orang-orang yang hatinya masih memiliki cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang itu merupakan hal yang alami terjadi sepanjang masa, bahkan cinta yang dipandang dari beberapa segi dalam upaya mengutarakan makna cinta yang sesungguhnya, barangsiapa yang mencintai sesuatu maka dia akan banyak menyebut sesuatu itu dan dia pasti akan menjadi hamba sesuatu itu, barangsiapa mencintai Alloh, dia pasti akan selalu berdzikir kepada-Nya dan barang siapa mencintai-Nya, maka dia akan menjadi hamba-Nya, maka tanda utama seorang hamba yang mencintai Alloh adalah senantiasa mengikuti rosul-Nya, karenanya siapa yang paling mengikuti utusan Alloh maka ia akan menjadi orang yang paling taat kepada-Nya Alloh Azza wa Jalla (Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung), mereka itu mencintai Dzat yang memang patut dicintai, karenanya mereka itu mau meninggalkan apa yang dilarang, mereka juga tidak pernah menyombongkan diri. Lalu, kita semua, sudahkah mencintai Dzat yang memang patut dicintai? Sudahkah kita menyayangi Dzat yang agung karena sifat sayangnya? Kalau begitu mari kita terus berdzikir kepada-Nya.
Alloh menciptakan manusia dalam bentuknya yang sempurna, memiliki panca indra yang memungkinkan dirinya untuk merasakan dunia di sekelilingnya, membimbingnya menuju jalan yang benar, menciptakan air segar dan makanan yang berlimpah yang kesemuanya itu ditujukan untuk kesenangan manusia. Setiap orang yang berdoa dan berbuat baik disebut bersyukur kepada Alloh sebab orang-orang yang mengingkari nikmat Alloh pasti juga tidak pernah ingat kepada Alloh. Seseorang yang bertingkah laku seperti hewan, mengkonsumsi segala sesuatu yang diberikan padanya tanpa mau berfikir mengapa semua itu dianugerahkan dan siapa yang menganugerahkannya, sudah selayaknya mengubah tingkah laku seperti itu. Sebaliknya, bersyukur hanya disaat menerima nikmat besar saja tidak akan berarti, itulah sebabnya orang mukmin hendaknya tidak pernah lupa untuk bersyukur kepada Alloh.Berterima kasih kepada sesama manusia untuk menunjukkan perasaan senang dan menghargai atas pemberiannya dan menggunakan pemberiannya itu sebagaimana mestinya. Adapun bersyukur (berterima kasih) kepada Alloh sebagai pengakuan bahwa semua kenikmatan itu adalah pemberian dari Alloh dan selanjutnya pemberian itu digunakan pada apa-apa yang Alloh kehendaki, inilah yang disebut sebagai syukur. Lawan kata dari syukur nikmat adalah kufur nikmat, yaitu mengingkari bahwa kenikmatan bukan diberikan oleh Alloh, sehingga rizki yang diterimanya itu tidak dipergunakan pada apa-apa yang Alloh kehendaki, kufur nikmat berpotensi merusak keimanan. Alasan kenapa begitu pentingnya bersyukur kepada Alloh adalah fungsinya sebagai bukti keimanan dan pengakuan atas keesaan Alloh. Dalam salah satu ayat, bersyukur digambarkan sebagai wujud penyembahan tunggal kepada Alloh: “Hai orang-orang yang beriman! Makanlah diantara rezeki yang baik yang kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Alloh jika memang hanya Dia saja yang kamu sembah”.(QS. Al-Baqarah: 172). Pada ayat lain bersyukur digambarkan sebagai lawan kemusyrikan, telah diwahyukan: "Jika engkau mempersekutukan Robb, maka akan terbuang percumalah segala amalmu dan pastilah engkau menjadi orang yang merugi. Karena itu sembahlah Alloh olehmu dan jadilah orang yang bersyukur” (QS. Az-Zumar: 65-66).
Pernyataan menantang Iblis pada hari penolakannya untuk bersujud kepada Adam, menegaskan pentingnya bersyukur kepada Alloh: “Kemudian saya akan memperdayakan mereka dengan mendatanginya dari muka, dari belakang, dari kanan dan dari kiri. Dan Engkau tidak akan menemui lagi kebanyakan mereka sebagai golongan orang-orang yang bersyukur” (QS. Al-A'raf: 17).
Ayat di atas menjelaskan bahwa Iblis mencurahkan hidupnya semata-mata untuk menyesatkan manusia, tujuan utamanya untuk membuat manusia mengingkari nikmat Alloh. Apabila tindakan Iblis ini direnungkan betul-betul, jelaslah bahwa manusia akan tersesat apabila mengingkari nikmat Alloh.
Bersyukur kepada Alloh merupakan wujud ibadah kepada Alloh, manusia dikaruniai banyak kenikmatan dan diberitahu cara memanfaatkannya, dengan itu manusia diharapkan dapat taat patuh kepada penciptanya. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur. Kami hendak mengujinya dengan beban perintah dan larangan. Karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur, namun ada pula yang kufur”. (QS. Al-Insan: 2-3). Menurut ayat tersebut, bersyukur atau tidaknya manusia adalah tanda jelas beriman atau kufurnya seseorang, bersyukur juga berhubungan erat dengan keadaan di Akhirat, tidak ada hukuman yang dijatuhkan kepada orang beriman dan bersyukur: “Mengapa Alloh akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Alloh adalah Maha Mensyukuri (pembalas jasa kepada orang mukmin yang bersyukur) lagi Maha Mengetahui” (QS. An-Nisa: 147).
"Seandainya kalian menghitung nikmat Alloh, tentu kalian tidak akan mampu" (QS. An-Nahl: 18). Menurut ayat tersebut, jangankan menghitung nikmat, mengkategorikannya saja tidak mungkin sebab nikmat Alloh tidak terbatas banyaknya, karenanya seorang mukmin tidak seharusnya menghitung nikmat, melainkan berdzikir dan mewujudkan rasa syukurnya. Anggapan kebanyakan orang, bersyukur kepada Alloh hanya perlu dilakukan pada saat mendapatkan anugerah besar atau terbebas dari masalah besar adalah keliru, padahal jika mau merenung sebentar saja, mereka akan menyadari bahwa mereka dikelilingi oleh nikmat yang tidak terbatas banyaknya, setiap waktu, setiap saat, tercurah kenikmatan tidak terhenti, seperti hidup, kesehatan, kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup dan lain-lainnya, pendek kata segala sesuatu yang memungkinkan orang untuk hidup diberikan oleh Alloh, sebagai balasan semua itu.  Seseorang diharapkan dapat mengabdi kepada Alloh sebagai rasa syukurnya. Orang-orang yang tidak memperhatikan semua kenikmatan yang mereka terima, mereka ini termasuk kedalam golongan orang-orang yang mengingkari nikmat atau kufur nikmat. Rasa syukur atas segala karunia cinta dan kasih sayang yang Alloh SWT limpahkan kepada kita semua merupakan suatu hal yang wajib dimiliki oleh setiap hamba-Nya. Namun, tidak sedikit manusia yang lalai untuk selalu bersyukur, bahkan nikmat yang Alloh SWT turunkan justru menjadikannya berlaku sombong di atas bumi ini, mereka inilah yang telah terkena bisikan dari iblis, kaumnya dan pengikutnya.
Disisi lain, seorang hamba bila sedang mendapat kesulitan maka ia segera ingat sabda Rosululloh saw yaitu: "Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Alloh pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap "taat" dengan terus bersyukur maka Alloh akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi, maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur.
Saat Rosululloh saw sedang melaksanakan thawaf, Rosululloh saw bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet, setelah selesai thawaf Rosululloh saw bertanya kepada anak muda itu: "Kenapa pundakmu itu?" Jawab anak muda itu: "Ya Rosululloh, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur, saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia, saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: "Ya Rosululloh, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?" Nabi saw sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Alloh ridho kepadamu, kamu anak yang sholeh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu".
Rosululloh saw pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan, "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi saw, "Namun sayang makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan". Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Alloh, harta yang halal juga akan menjauhkan syaitan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya, maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Kata Nabi saw, "Amal sholeh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke Surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana dengan engkau ya Rosululloh?". Jawab Rosululloh saw: "Amal sholeh aku pun juga tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya: "Kalau begitu dengan apa kita masuk Surga?". Nabi saw kembali menjawab: "Kita dapat masuk Surga hanya karena rahmat dan kebaikan Alloh semata". Mohon pada Alloh limpahan kasih sayang-Nya, kemudahan urusan dunia dan akhirat untuk kita. “Ya Alloh, perbaikilah agamaku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku. Dan perbaikilah duniaku untukku, yang ia menjadi tempat hidupku. Serta perbaikilah akhiratku, yang ia menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah kematian sebagai kebebasan bagiku dari segala kejahatan.” (H.R. Muslim).  Kemudian ibadah yang bagaimanakah yang Alloh maksudkan?, Alloh berfirman:
 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah:5); “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Robb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Robb-nya” (QS. Al-Kahfi:110). Rosululloh saw bersabda: “Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami maka amalan itu tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim).
Amal yang Alloh SWT sukai bukan diukur dari banyaknya, tetapi dari keberlanjutannya, sebagaimana dalam hadistnya: “Amalan yang paling dicintai oleh Alloh adalah amalan yang terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit” (Muttafaqun ‘alaih).
Sungguh aku tahu dari ummatku nanti akan ada yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sebesar gunung Tihamah lalu Alloh menjadikan amalan mereka layaknya debu yang beterbangan,” Sahabat lalu mengatakan, “Ya Rosulullah sifatilah mereka dan terangkanlah karakter mereka supaya kami tidak termasuk golongan mereka sedangkan kami tidak menyadarinya.” Beliau lalu menjawab: “Mereka adalah saudara-saudara kalian warna kulitnya sama dengan warna kulit kalian dan mereka beribadah malam sebagaimana kalian, hanya saja ketika mereka mendapati waktu sendirian dan berkesempatan melakukan dosa, maka mereka melakukan kemaksiatan tersebut.” (HR. Ibnu Majah).
Rosululloh saw bersabda “Bekerjalah untuk kehidupan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan bekerjalah untuk kehidupan akhiratmu seakan-akan kamu akan meninggal esok hari”.
Nabi Muhammad saw bersabda: “Bukanlah kekayaan itu lantaran banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kayanya jiwa” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan tujuan dari hadits tersebut di atas adalah anjuran agar kita terus menerus dalam beramal sholeh dengan kelembutan dan tidak pernah terputus amalnya.
Ibnu Taimiyah mendefinisikan, ibadah adalah melakukan segala sesuatu yang diridhoi dan dicintai oleh Alloh SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang diniatkan untuk mengharap keridhoan-Nya.
Ibadah secara umum dapat dipahami sebagai wujud penghambaan diri seorang makhluk kepada Sang Khaliq-nya. Penghambaan itu lebih didasari pada perasaan syukur atas semua nikmat yang telah dikaruniakan oleh Alloh SWT kepadanya. Kunci iman adalah ibadah, benar tidaknya ibadah seseorang sangat berpengaruh terhadap benar tidaknya imannya, dengan kata lain bila iman terpelihara maka dengan sendirinya ibadah pun berdampak teratur.
Kita menyadari bahwa hakikat hidup manusia dan tujuan Alloh SWT menciptakan manusia adalah untuk mengabdi hanya kepada-Nya, sebagaimana yang terkandung dalam Al Quran, Alloh SWT berfirman: “Tiadalah Aku (Alloh) menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Ali bin Abi Thalib ra (RadhiyAllohu anhu), mengelompokkan kedalam tiga model ibadah yang dilakukan umat islam yaitu :
  1. Ibadah Al Tujjar (Ibadahnya Pedagang).
Sebagian kita jumpai orang melaksanakan ibadah karena mengharap keuntungan, bahwa disuatu saat nanti Alloh SWT akan membayar hasil ibadah dengan pahala sehingga termotivasi beribadahnya ingin mendapatkan pahala dan ingin masuk Surga.
Menurut Ali bin Abi Thalib ra, orang yang beribadah kepada Alloh SWT karena mengharap imbalan itu adalah ibadahnya para pedagang, karena ibadahnya pedagang senantiasa yang terlintas dalam benak pikirannya adalah menghitung untung rugi.
  1. Ibadah Al Abid (Ibadahnya Hamba Sahaya).
Ibadah hamba sahaya adalah orang yang melaksanakan ibadahnya karena takut dengan siksaan Alloh SWT, takut menghadapi azab pedih api neraka. Ali bin Abi Thalib ra menyatakan orang yang beribadah kepada Alloh SWT karena takut siksa api neraka, adalah ibadahnya hamba sahaya, dimana hamba sahaya atau budak belian, akan melaksanakan sesuatu ketika diperintahkan oleh majikannya dan meninggalkan suatu pekerjaan bila dilarang majikannya.
3 . Ibadah Asy Syakirin (Ibadahnya Hamba Alloh yang Bersyukur).
Ibadahnya orang-orang yang bersyukur kepada Alloh SWT, menurut Ali bin Abi Thalib ra, model ibadah inilah yang sebenarnya, dimana ibadah yang dilakukan didasari atas rasa syukur kepada Alloh SWT atas segala nikmat, anugerah dan karunia-Nya. Ibadah yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya karena cintanya kepada Alloh SWT, Ibadah yang dilaksanakan karena ada kerinduan kepada Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Indah, Yang Maha pemberi Nikmat, yang senantiasa penuh kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya. Alloh SWT, tidak pernah berhenti memberikan nikmat kepada hamba-hamba-Nya, nikmat dan anugerah-Nya terhampar dan berlimpah ruah di alam semesta ini, semua ciptaan-Nya diperuntukkan kepada semua hamba-Nya baik yang taat maupun yang durhaka sekalipun tiada luput dari pemberian-Nya. Namun demikian sebagian manusia berbuat dzalim dan mengingkari nikmat Alloh SWT tersebut.
Alloh SWT berfirman: “Dan Dia telah memberikan kepadamu segala yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya, sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Alloh)” (QS. Ibrahim: 34).
Alloh SWT senantiasa memberikan dan tidak pernah berhenti mencurahkan nikmat kepada seluruh hamba-Nya, semestinya manusia pun tidak pernah berhenti untuk bersyukur kepada-Nya. Mensyukuri nikmat Alloh SWT yang menyebabkan bertambahnya nikmat, maka sudah selayaknya apabila seorang muslim yang bijaksana, akan mengusahakan sebanyak mungkin amal ibadahnya dalam bentuk apapun pada setiap hembusan nafas kehidupannya. Alloh SWT berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya pasti Kami (Alloh) akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih (berat)” (QS. Ibrahim: 7). Muslim yang bijaksana tentunya menjadikan setiap anggota tubuhnya sebagai ladang untuk beramal ibadah, sebagai sarana untuk meningkatkan dan memperbanyak amal ibadah dengan demikian sebagai wujud syukur kaki dipergunakan untuk berjalan ke tempat majlis ilmu dan mengunjungi tempat kebaikan. Mata dipergunakan untuk melihat ciptaan Alloh SWT mengamati alam semesta, mata dipergunakan agar bisa membedakan yang haq dan bathil, sehingga akan menambah rasa syukur atas nikmat sepasang mata yang telah dianugerahkan oleh Alloh SWT. Sebagai rasa syukur lisan dipergunakan untuk berdzikir dan membaca Al Quran, mengucapkan kata-kata kebaikan, sehingga dengan demikian akan bertambah subur ibadahnya. Telinga dipergunakan sebagai sarana ibadah untuk mendengarkan Kalam Alloh SWT dan sunnah Rosululloh saw sehingga memudahkan perjalanannya menuju keridhoan-Nya. Atas dasar pemetaan tersebut di atas, maka idealnya setiap muslim menempatkan dan membangun rasa syukur didalam pribadinya yang dipraktekkan dalam ibadahnya setiap hari.
Alloh SWT berfirman: “Dan tiada diperintahkan mereka, melainkan supaya mereka beribadah kepada Alloh, dengan ikhlas mentaati-Nya, semata-mata karena (menjalankan) agama dan juga agar mendirikan shalat, menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus (benar)” (QS. Al Bayyinah : 5).
Rosululloh saw bersabda: “Alloh tidak akan menerima amalan, melainkan amalan yang ikhlas dan hanya mencari keridho-an Alloh” (HR. Ibnu Majah).
Salah satu yang harus menjadi perhatian kita dalam beribadah adalah niat, karena itu setiap muslim harus senantiasa memperbaiki niat dalam ibadahnya, karena nilai amal perbuatan yang dikerjakan pada hakikatnya, kembali pada si pemiliknya dan tergantung kepada niatnya dan tiap orang hanyalah mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Dari Umar bin Khathab ra menuturkan bahwa ia mendengar Rosululloh saw bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu tergantung terhadap apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa berhijrah untuk memperoleh ridho Alloh dan Rosul-Nya maka hijrahnya akan memperoleh ridho Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau untuk mencari wanita yang akan ia nikahi, maka balasan hijrahnya sesuai dengan apa yang di niatkannya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Semoga Alloh menjadikan kita dan kaum muslimin sebagai orang-orang yang mendapat cinta dari-Nya, Saudara-saudaraku mari kita segera berbenah diri, semoga Alloh mengampuni dosa-dosa kita dan memasukkan kita kedalam golongan hamba-Nya yang beriman.
Ya Alloh... berilah kami karunia untuk mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu, serta mencintai amal yang bisa mendekatkan kami kepada cinta-Mu. Dalam riwayat Muslim, Rosululloh saw bersabda, "Sesungguhnya Alloh Ta'ala apabila mencintai seorang hamba, Dia menyeru Jibril seraya berfirman: Sesungguhnya Aku mencintai fulan maka cintailah ia. Lalu Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru di langit seraya berkata: Sesungguhnya Alloh mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka penduduk langit mencintainya. Kemudian dijadikan untuknya penerimaan di Bumi. Sebaliknya, apabila Alloh membenci seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril seraya berfirman: “Sesungguhnya Aku membenci fulan maka bencilah ia”. Maka JIbril membencinya. Lalu Jibril menyeru pada penduduk langit: Sesungguhnya Alloh membenci fulan, maka bencilah ia. Lalu penduduk langit membencinya. Kemudian diletakkan untuknya kebencian padanya di Bumi".

KISAH HIKMAH:
RAMADHAN TELAH MERUBAH PERILAKU SEORANG SAHABAT ROSUL
Bulan Ramadhan akan tiba sebulan lagi, datangnya bulan keberkahan dan ampunan memberikan harapan untuk meraih segala kebaikan yang ada di dalamnya, inilah saatnya untuk menggapai kemuliaan di sisi Alloh.
Orang yang berpuasa dengan benar dan baik, ia akan memiliki sikap kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi. Ia akan merasa malu bermegah-megahan, sementara kerabatnya, tetangganya penuh dengan kekurangan pangan. Pejabat yang berpuasa akan merasa malu melakukan korupsi, diskriminasi terhadap masyarakatnya. Seorang pejabat yang berpuasa tidak membedakan status seseorang, apakah orang tersebut priyayi, kyai atau cuma seorang petani, apakah orang itu pengusaha atau hanya rakyat jelata.
Sebuah hadits menceritakan suatu peristiwa yang menyangkut dua orang sahabat Nabi saw, yaitu Abu Dzar Al Ghifari dan Bilal bin Rabah. Kedua sahabat ini terlibat pertengkaran sengit. Saking sengitnya, Abu Dzar emosi dan ia tidak dapat mengontrol emosinya yang meluap. Dengan lantang ia mengatakan perkataan yang tidak patut diucapkan oleh seorang sahabat Nabi. Ia berteriak, ‘Hai anak dari perempuan hitam…” Rosululloh saw yang kebetulan berada diantara mereka memperhatikan pertengkaran mereka, lalu mendekati Abu Dzar dan menepuk pundaknya, seraya bersabda, “ Terlalu… terlalu…terlalu… tidak ada kelebihan orang berkulit putih atas orang berkulit hitam dan seseorang atas lainnya kecuali karena takwanya”.  Mendengar teguran Nabi saw kepadanya, Abu Dzar serta merta menjatuhkan dirinya dan meratakan pipinya ke tanah dan dengan berlinang air mata ia meminta Bilal agar menginjak kepalanya sebagai tebusan yang mungkin dapat melunasi keangkuhannya.
Kita diperintahkan untuk senantiasa bertaubat, karena tidak ada seorang pun di antara kita yang terbebas dari dosa. Rosululloh saw mengingatkan,  “Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat” (HR. Tirmidzi).
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Robb kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai” (QS. At Tahrim: 8).
Dan sebagaimana diriwayatkan, semenjak peristiwa itu Abu Dzar yang kaya-raya dari keturunan keluarga terhormat, mengubah pola hidupnya dengan menyediakan hartanya untuk bantuan sosial. Ia menjadi pembela dan juru bicara bagi para dhu’afa yang dilemahmiskinkan oleh struktur sosial dan sistem. Inilah Ramadhan, bulan yang hanya ada satu kali dalam satu tahun yang tahun-tahun mendatang kita tidak akan pernah tahu apakah kita masih bisa bersamanya atau tidak.
HIDUP ADALAH ANUGERAH BAGI JIWA YANG IKHLAS
Saat terjadi musim kemarau.. orang merindukan​ musim hujan...
Saat terjadi musim hujan.. orang merindukan​ musim kemarau...
Orang yang diam di rumah merindukan​ untuk bepergian..
namun setelah bepergian merindukan kembali ke​ rumah...
Di suasana hening dirinya mencari keramaian, di suasana ramai dirinya mencari keheningan​...
Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, darimana kita belajar ikhlas...
Jika semua yang kita impikan dapat segera terwujud, darimana kita belajar sabar...
Jika setiap doa kita mohonkan dengan mudah dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar ikhtiar...
Seorang yang dekat dengan Penciptanya, bukan berarti tidak ada air mata...
Seorang yang taat kepada Penciptanya, bukan berarti tidak ada kekurangan...
Seorang yang berkecukupan, bukan berarti tidak ada masa-masa sulit...
Biarlah Alloh yang berkuasa sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya...
Bersyukurlah apabila kita tidak tahu sesuatu, karena dengan itu memberi pada kita kesempatan untuk belajar...
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit, karena dimasa itulah kita tumbuh berkembang...
Bersyukurlah untuk keterbatasan kemampuan kita, karena dengan itu memberi kita kesempatan untuk mengembangkan keterampilan...
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru, karena dengan itu akan membangun kekuatan dan karakter seorang hamba Alloh yang terbaik...
Bersyukurlah untuk kesalahan yang telah diperbuat, karena dengan itu kita mendapat pelajaran yang sangat berharga agar tidak terulang kembali...

Jumat, 26 September 2014

Menyiapkan dan Melaksanakan Ibadah Qurban sebagai Bukti Ketaqwaan

Rosululloh saw bersabda:“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak ber-Qurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

 Hadits Zaid ibn Arqam, ia berkata: “Wahai Rosululloh saw, apakah qurban itu?” Rosululloh menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rosululloh menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?” Rosululloh menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan ibn Majah).

Dikisahkan, Nabi Ibrahim as rutin ber-Qurban binatang ternaknya, beliau ber-Qurban seribu ekor kambing, tiga ratus ekor sapi dan seratus ekor unta. Masyarakat di sekitarnya saat itu takjub dan berkata, “Wah Ibrahim hebat!”, seraya tidak ingin sombong, Nabi Ibrahim as menjawab: “Hewan ternak ini biasa saja. Seandainya aku dikaruniai putra, ia akan aku Qurban-kan.” Demikian kira-kira jawaban Ibrahim as kepada masyarakatnya saat itu.

Atas perkenan Alloh SWT, Nabi Ibrahim as pun dikaruniai putra dari istri keduanya, Siti Hajar, putranya itu bernama Isma'il. Kehadiran putra yang dinantikan Nabi Ibrahim as sepertinya membuat ia lupa terhadap janjinya. Nabi Ibrahim as pun ditegur oleh Alloh SWT melalui mimpi-mimpinya selama berkali-kali. Nabi Ibrahim as bermimpi mendapatkan perintah untuk menyembelih putranya. Karena mimpi itu baru kali pertama, ia meragukannya. Ia khawatir perintah itu dari syaitan. Pada kali kedua Nabi Ibrahim as kembali mendapatkan mimpi yang sama. Setelah lebih dari sekali ia bermimpi yang sama, ia mengetahui dan yakin bahwa mimpi itu benar bersumber dari Alloh SWT.

Sewaktu Nabi Ibrahim as meyakini mimpi itu bersumber dari Alloh SWT, ia segera meyakinkan Isma'il bahwa Alloh SWT telah memerintahkan menyembelih Isma'il. Jiwa kesalehan Isma'il pun diuji untuk berbakti kepada Robb-nya, Isma'il pun menurutinya. Meski Isma'il menurutinya, syaitan tidak pernah berhenti menggoda anak-anak Adam. Syaitan menggoda Siti Hajar, ibunda Isma'il, syaitan mengusik hati Siti Hajar untuk tidak menuruti keinginan Nabi Ibrahim as. Demikian pula dengan Isma'il, ia pun dihampiri dan digoda syaitan. Namun atas kesalehannya, Isma'il melempari syaitan dengan tujuh lemparan, yang hingga saat ini diabadikan dalam ritual jumrah ula, wustho dan 'aqabah.

Tatkala pisau tajam yang dipersiapkan Nabi Ibrahim as akan menghunus leher Isma'il, Alloh SWT melalui malaikat Jibril menggantikan Isma'il dengan seekor gibas. Gibas yang disembelih dan Isma'il pun selamat dari proses penyembelihan itu. Berikut petikan surat Ash Shaaffaat ayat 102-107 yang menceritakan hal tersebut: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : " Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakan apa yang diperintahkan kepadamu; insya Alloh kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"; Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya); Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim; Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik; Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata; Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”.

Dengan contoh yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as dan Ismail itu agar setiap Muslim jangan sampai terpenjara oleh kecintaan kepada dunia (harta, kedudukan) secara berlebihan dan membawa dirinya lupa kepada hakikat dan tujuan hidupnya yang sejati yakni memperoleh keridhoan Alloh SWT.

Ibadah Qurban mempunyai nilai ketauhidan yang sangat kental. Ibadah Qurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as dengan mengorbankan anak yang dicintainya mengajarkan kepada manusia sikap bertauhid yang sesungguhnya. Nabi Ibrahim as mampu membebaskan dirinya dari penghambaan kepada materi menuju penghambaan kepada Alloh SWT semata. Melalui ibadah Qurban ini, Nabi Ibrahim as memperlihatkan keimanan, ketundukan dan ketaatannya hanya kepada Alloh SWT. Beliau juga telah berhasil melepaskan diri dari kecintaannya terhadap dunia, karena hal tersebut akan menjadi penghalang seseorang untuk melakukan pengorbanan, ketaatan atau kepatuhan dalam menjalankan perintah Alloh SWT.

Secara spiritual, apa yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim as dan Ismail itu, menunjukkan kepasrahan atau kepatuhan yang total dari hamba kepada Alloh SWT dalam menunaikan ibadah, ternyata dampak kepatuhan atau kepasrahan tersebut bukan untuk Alloh SWT melainkan manfaatnya untuk manusia itu sendiri. Setiap ibadah memang menuntut adanya totalitas kepasrahan dan kepatuhan. Inilah yang disebut beribadah dengan ikhlas, tanpa pamrih kecuali karena Alloh SWT semata. Ini bermakna bahwa kita dalam beribadah tidak boleh terpecah-pecah atau tidak ikhlas, ingin pamer atau dianggap memiliki tingkat ibadah yang tinggi. Ibadah yang ikhlas dan pasrah adalah jauh dari riya' (agar dilihat orang), sum'ah (agar didengar orang lain) sehingga tidak hanya lillah ta'ala melainkan juga billah ta'ala. Makna spritualitas lain adalah keberanian menanggung resiko yang berat sebagai bentuk kecintaan kepada Alloh SWT melebihi kecintaan kepada yang lainnya. Inilah sikap bertauhid yang murni dan sekaligus menunjukkan keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.

Ibadah Qurban dalam Islam sebagai perlambang kepatuhan kepada perintah Alloh SWT, sebab yang terpenting adalah ketulusan hati untuk melaksanakan ibadah itu sebagai rasa syukur kepada Alloh SWT atas semua rizqi yang dilimpahkannya. Inilah bukti nyata seorang hamba yang mengakui bahwa Alloh SWT sebagai Penciptanya. Adalah sebuah kebohongan besar bila seseorang meyakini bahwa Alloh SWT sebagai Penciptanya, sementara ia tidak bersedia sedikitpun mengorbankan sebagian yang dimilikinya untuk mewujudkan ketaatannya kepada Alloh SWT.

Ibadah Qurban sebagai realisasi ketaatannya kepada perintah Alloh SWT sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan ber-Qurbanlah“. (QS. Al-Kautsar,108:1-2).

Ibadah Qurban memiliki hikmah yang dalam dan luas, dengan beribadah Qurban, selain kita menunjukkan pengabdian dan ketaatan kepada Alloh SWT, dengan Ibadah Qurban mengajarkan kepada setiap pribadi muslim agar:

1. Menjaga fitrahnya tetap suci, fitrah seorang hamba Alloh SWT adalah bertauhid, bertauhid adalah meng'Esa'kan Alloh dalam Robb-Nya, Malik-Nya dan Ilaah-Nya, maka fitrah tauhid itu wujudnya adalah ketaatan, orang yang menjaga dan memelihara fitrahnya adalah orang yang melaksanakan perintah-Nya, potensi fitrah yang dimiliki manusia ada dua, sebagaimana dinyatakan firman-Nya : "maka Alloh mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan". QS. Asy Syam(91):8. Seseorang tidak akan pernah sampai kepada ketaqwaan dan tidak akan memperoleh keimanan yang sejati, bila kecintaannya kepada dunia mengalahkan kecintaannya kepada Alloh SWT dan Rasul-Nya. Dalam sebuah riwayat oleh Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik dikatakan: ''Tidak beriman kamu sebelum Alloh dan Rasul-Nya lebih kamu cintai daripada siapapun selain mereka''. Kemudian dalam hadits yang lain dikatakan: ''Tidak beriman kamu sebelum aku (Rosululloh) lebih dicintai daripada keluargamu, hartamu dan seluruh ummat manusia''. Derajat taqwa itu akan diperoleh dengan cara belajar secara berangsur-angsur menumbuhkan kecintaan kepada Alloh SWT dan Rasul-Nya dengan bersedia mengurbankan sebagian hartanya untuk ber-Qurban.

2. Menguji tingkat ketakwaan, dalam menjalankan ibadah Qurban ini apakah terbersit rasa sayang atau enggan?, karena mahalnya hewan qurban yang ditujukan untuk beribadah kepada Alloh SWT. Sesungguhnya cinta itu membutuhkan bukti dan pengorbanan, ber-Qurban adalah salah satu bukti kecintaan kita kepada Alloh SWT sebagaimana hadits di atas. Alloh SWT berfirman, "...adapun orang yang beriman, maka ia sangat cinta kepada Alloh..." QS. Al Baqarah (2):165. Jadi, Qurban yang makna dasarnya persembahan untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT itu merupakan upaya kita untuk menggapai kasih sayang-Nya. Nabi Muhammad saw. bersabda, "Tidakkah anak cucu Adam mengerjakan suatu amalan yang lebih disenangi Alloh pada hari Qurban daripada menyembelih binatang Qurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat kelak dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah Qurban itu menyentuh tanah, pahalanya telah diterima di sisi Alloh, dengan (pahala) qurban itu" (HR. At-Tirmidzi).

3. Memotivasi untuk kaya dengan bekerja keras, Dengan bekerja keras akan mendapatkan materi yang cukup untuk dapat mejalankan ibadah Qurban. Nabi Muhammad saw, sebagai rasul ummat Islam mewajibkan Qurban kepada pengikutnya yang telah mampu ber-Qurban. Nabi Muhammad saw sangat mengecam ummatnya yang telah mampu ber-Qurban, tapi enggan menunaikannya. Hal ini tergambar jelas dalam sabdanya, “Barangsiapa yang sudah mampu dan mempunyai kesanggupan tapi tidak ber-Qurban, maka dia jangan dekat-dekat ketempat sholatku”. (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

4. Berjiwa sosial untuk berbagi dengan sesama yang hidup jauh dari keberuntungan, dari sekian banyak syariat Islam yang diperintahkan Alloh SWT kepada kaum muslimin, yang mengandung hubungan dengan sesama manusia adalah ibadah Qurban. Dengan syari'at Qurban ini, kaum muslimin dilatih untuk menebalkan rasa kemanusiaannya, mengasah kepekaannya dan menghidupkan hati nuraninya. Ibadah Qurban ini sarat dengan nilai kemanusiaan dan mengandung nilai-nilai sosial yang tinggi. Setiap muslim harus membuktikan rasa perhatian, kepedulian, solidaritas dan persaudaraan terhadap sesama. Melalui ibadah Qurban, seorang hamba ditempa untuk memiliki jiwa kepedulian terhadap orang lain. Dengan ber-Qurban dapat menggembirakan golongan fakir miskin, maka bagi orang yang mampu untuk ber-Qurban, daging hewan qurbannya dibagikan kepada fakir miskin yang sangat membutuhkannya. Orang yang ber-Qurban adalah orang yang kecintaannya kepada Alloh SWT melebihi kecintaannya kepada selainnya. Orang yang tidak membiasakan melatih diri untuk ber-Qurban maka dirinya tidak akan pernah sampai pada peringkat derajat taqwa, orang semacam ini akan terperangkap dalam tipu daya dan pengaruh syaitan yang tidak suka seorang hamba patuh kepada Alloh SWT, syaitan melalui tipu dayanya akan berusaha mengembangkan potensi negatif manusia yaitu sifat fujur (kefasikan), yang termasuk sifat fujur ini, antara lain adalah kikir, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya: "syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Alloh menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Alloh maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui". (QS. Al-Baqoroh, 2:268)

Hewan sembelihan pada dasarnya merupakan simbol pengorbanan manusia, yang diinginkan sebenarnya adalah bagaimana manusia harus mengorbankan dengan menghilangkan sifat-sifat buruk (tercela) yang ada dalam dirinya, antara lain: sifat kikir, tamak dan menindas orang lain, sifat seperti itu harus dibunuh dan dikorbankan demi untuk mencapai kedekatan kepada Alloh SWT. Ali Syari'ati memaknainya penyembelihan hewan Qurban sebagai sebuah perumpamaan atas kemusnahan dan kematian ego. “Ber-Qurban berarti menahan diri dari, dan berjuang melawan, godaan ego”. Lebih tegasnya, bahwa Qurban atau penyembelihan hewan sebenarnya adalah lambang dari penyembelihan nafsu hewani yang ada dalam diri manusia. Melaksanakan ibadah Qurban merupakan salah satu bentuk kemuliaan seorang hamba, sebab, dengan ber-Qurban berarti dirinya telah mengalahkan kepentingan pribadinya demi pengabdiannya kepada Alloh SWT, hanya orang-orang yang penuh kecintaan dan kepasrahan kepada Alloh-lah yang akan dengan mudah ber-Qurban.

Ibadah Qurban adalah sunnah para nabi dan rosul Alloh SWT, ibadah Qurban merupakan sarana pembuktian keimanan seorang hamba kepada Alloh SWT sebagai penciptanya. Keimanan yang meliputi keikhlasan, yang berarti ibadah Qurban yang dilakukannya harus murni semata-mata karena Alloh SWT dan dalam rangka menjalankan perintah-Nya. Ibadah Qurban yang dilaksanakan bukan karena Alloh SWT, tidak akan pernah diterima ibadahnya oleh Alloh SWT, oleh karena itu, ibadah Qurban yang dilaksanakannya harus didasari atas ketaatan kepada perintah Alloh SWT dan bukan didasari atas ketaatan kepada selain-Nya.

Ibadah Qurban juga untuk melatih seorang hamba agar selalu siap berkorban, jika seseorang telah terbiasa melaksanakan ibadah Qurban dan mengetahui maknanya maka hatinya akan lebih nikmat dalam menjalaninya. Jika telah merasakan nikmatnya, tentu tidak ingin kenikmatan yang sudah didapatnya itu hilang begitu saja, bahkan lebih jauh daripada itu, kenikmatan yang didapatnya ingin bertambah lagi.

Ya... Alloh... aku berlindung dengan kalimat Alloh yang Maha Sempurna dari segala kejahatan apa yang syaitan ciptakan.

Ya... Alloh... perbaikilah agama (Dien)ku yg menjadi pokok urusanku, lapangkan untukku dalam rumahku dan berkahilah dalam rizkiku.

Ya... Alloh... aku memohon kepada Engkau ilmu yang berguna, rezeki yang luas dan penuh keberkahan, ridho menerima segala ketetapan-Mu.

Ya... Alloh... aku berlindung kepada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung kepada- Mu dari kemalasan dan aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran. Ya... Alloh...

bukakanlah bagi kami pintu kebaikan, pintu nikmat, pintu rizki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan dan pintu surga.

Ya.. Alloh... janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan, setelah Engkau beri petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.

Ya... Alloh... hanya kasih sayang-Mu yang kami harapkan, jadikanlah kami sebagai orang-orang yang bertakwa kepada-Mu.... Aamiien.

sumber : Salur Qurban Amanah

Jumat, 23 Desember 2011

Membuat Teks Dalam String Menjadi Title Case di PHP

Kasus : 
saya ingin membuat String didalam Variable php yang saya punya menjadi title case (huruf besar disetiap awal kata), dengan catatan setiap kata seperti "dan", "tapi", "yang", "adalah" tetap diawali dengan huruf kecil. bagaimana caranya??

Pemecahan :
saya membuat sebuah file yang berisi function untuk menggenerate kata-kata dalam sebuah variable menjadi case sensitive. kita hanya perlu memasukkan variable yang berisi teks kedalam parameter dalam function.
Anda bisa Mendownload filenya disini

didalamnya terdapat 2 file,
file yang bernama convert_titlecase.php adalah file berisi function converternya,
dan file yang kedua bernama instansiasi.php adalah contoh penggunaannya.

sebagai catatan, didalam file convert_titlecase.php ada script yang kurang lebih seperti ini :
$smallwordsarray = array( 'di','dan','atau','tetapi','tapi','adalah','jika','kemudian','yang'); 
ini adalah array yang berisi data kata-kata yang huruf awalnya tidak akan dikapitalkan,
contoh, saya memiliki kalimat "ini adalah kata yang akan di konversi menjadi title case" ketika di konversi akan menghasilkan kalimat "Ini adalah Kata yang Akan di Konversi Menjadi Title Case"

kata "adalah", "yang", "di" huruf awalnya tidak menjadi kapital karena ada didalam data array $smallwordsarray, dan anda bisa menambah atau mengurangi data dalam arraynya.



jika anda mengalami kesulitan untuk mendownload filenya, berikut saya tuliskan script phpnya
 file convert_titlecase.php
<?php

class Stringtotitlecase
{
    function strtotitle($title) // Konversi $title ke Title Case, Dan Me-return hasil.
    {
        //  array 'small words' adalah data array yang berisi kata - kata
        //  yang huruf awalnya tidak menjadi kapital
        //  anda bisa menambahkan atau mengurangi sesuai kebutuhan anda
        $smallwordsarray = array( 'di', 'dan', 'atau', 'tetapi', 'tapi', 'adalah', 'jika', 'kemudian', 'selain', 'ketika', 'dari', 'oleh', 'untuk', 'ke', 'yang' );
        // memisahkan isi string menjadi kata-kata
        $words = explode(' ', $title);
        foreach ($words as $key => $word){
            // jika Ini kata pertama, atau bukan bagian dari $smallwordsarray,
            // Kapitalkan huruf awalnya dengan ucwords().
            if ($key == 0 or !in_array($word, $smallwordsarray)) $words[$key] = ucwords($word); }
            // Menggabungkan kembali kata-kata kedalam string baru
            $newtitle = implode(' ', $words);
            return $newtitle;
    }
}
?>

 file instansiasi.php
<?php
$judul = "ini adalah kata yang akan di konversi menjadi title case";
include("convert_titlecase.php");

$konversi = new Stringtotitlecase;
$judul_baru = $konversi->strtotitle($judul);
echo $judul_baru;
?>

Mengenal Git (Version Control Modern)

Saya baru mendapat tawaran dari seorang rekan untuk membuat sebuah project website dengan tujuan agar memiliki portfolio. seriusan, bikin website cuma ngejar portfolionya doang. Tapi ya saya terima aja, itung-itung buat pembelajaran juga. nah dia bilang karena kita ngerjain project ini dalam team, ada baiknya saya belajar dulu tentang git? apaan tuh git? nah inilah yang mau saya share, Cekidot.

GIT adalah sistem revisi kontrol dengan penekanan pada kecepatan.
yup itu dia... masih belum jelas kan?? oke, mungkin dengan penjelasan tentang "revisi kontrol" bisa bikin kita lebih faham.

Revisi kontrol, juga dikenal sebagai kontrol versi dan source kontrol(dan satu aspek dari manajemen konfigurasi perangkat lunak atau SCM), adalah manajemen perubahan pada dokumen, program , dan informasi lainnya dan disimpan sebagai file komputer . Hal ini paling umum digunakan dalam pengembangan perangkat lunak , di mana beberapa orang dalam tim mungkin mengubah file yang sama. Perubahan biasanya diidentifikasi dengan nomor atau huruf kode, disebut sebagai "nomor revisi", "revisi tingkat", atau hanya "revisi". Sebagai contoh, sebuah set awal file adalah "revisi 1". Ketika perubahan pertama dibuat, set yang dihasilkan adalah "revisi 2", dan seterusnya. Setiap revisi terkait dengan timestamp dan orang yang membuat perubahan. Revisi dapat dibandingkan, dipulihkan, dan dengan beberapa jenis file, digabungkan.

Versi Control System (VCS - VCS tunggal) yang paling umum dijalankan sebagai aplikasi yang berdiri sendiri, tetapi kontrol revisi juga tertanam dalam berbagai jenis perangkat lunak seperti pengolah kata (misalnya, Microsoft Word , OpenOffice.org Writer , KWord , Halaman , dll ) spreadsheet (misalnya, Microsoft Excel , OpenOffice.org Calc , KSpread , Bilangan , dll),  dan dalam berbagai sistem manajemen konten (misalnya, Drupal , Joomla , Wordpress ) Integrated Revision Control adalah fitur utama dari wiki software(software wikipedia) paket seperti MediaWiki , DokuWiki , TWiki dll Di wiki , kontrol revisi memungkinkan kemampuan untuk mengembalikan halaman ke revisi sebelumnya, yang penting untuk memungkinkan editor untuk melacak setiap suntingan yang lain, kesalahan yang benar, dan membela wiki publik terhadap vandalisme dan spam.

Software tools for revision control sangat penting untuk Proyek yang dikembangkan oleh lebih dari satu developer.



Senin, 28 November 2011

membuat chart menggunakan library highcharts

Sekarang saya sedang mendapat project membuat aplikasi yang didalamnya terdapat fasilitas chart atau grafik, beruntung ada teman saya yang mempunyai sebuah library javascript keren untuk membuat grafik, library ini bernama highcharts. 

Dalam tulisan ini saya hanya membuat ulasan singkatnya saja (soalnya lagi males bikin tutorial hehe..),
highcharts ini bisa kita rubah tipenya sesuai kebutuhan kita, contoh jika kita ingin membuat diagram untuk menampilkan data suhu dibeberapa tempat dalam jangka beberapa waktu kita bisa menggunakan line chart, atau jika kita ingin menampilkan beberapa jenis data berdasarkan presentase-nya lebih disarankan menggunakan pie chart (chart yang berbentuk lingkaran).

Senin, 14 November 2011

Membuat Aplikasi Penghitung Harga Tiket Kereta Menggunakan PHP

beberapa hari yang lalu, teman saya yang kuliah mendapatkan tugas dari dosennya untuk membuat sebuah aplikasi sederhana untuk menghitung harga tiket untuk tujuan tertentu dan kelas-kelas tertentu, adapun ketentuan dari aplikasi adalah seperti berikut :
1. aplikasi ini tidak menggunakan database
2. data yang di inputkan adalah :  tujuan, kelas, jumlah pembelian.
3. data yang akan ditampilkan adalah : diskon, jumlah pembelian, harga satuan, jumlah pembayaran
4. daftar harga berdasarkan kelas dan tujuan

Selasa, 08 November 2011

Membuat Forward Email otomatis dari hosting ke Gmail

ok, mari langsung saja kita mulai.

1. buat email di tempat hosting.
masuk ke cpanel ditempat hosting anda,
kemudian klik email account,
lalu masukkan alamat email dan password yang anda inginkan, klik create account